Dakar, 20 September 2023 – ”Jauh di Mata, Dekat di Hati”, demikian penekanan sambutan Duta Besar RI, Dindin Wahyudin pada acara Resepsi Diplomatik dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia yang dilaksanakan di Wisma Duta Dakar.
Dihadapan Menteri Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah Senegal, Bapak Aliou Sow, Duta Besar Dindin Wahyudin lebih lanjut menyatakan bahwa Indonesia dan Senegal memiliki jenis alat kesenian tradisional yang serupa, yaitu Kolintang yang merupakan alat musik dari Indonesia dengan Balafon, alat musik tradisional yang dimainkan di negara-negara Afrika Barat, termasuk Senegal.
Khusus mengenai Kolintang, Pemerintah Indonesia saat ini sedang menominasikan alat musik tradisional tersebut ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBT) UNESCO. Nominasi ini dilakukan melalui skema ekstensi dengan alat musik tradisional Balafon yang telah terlebih dahulu tercatat sebagai WBT UNESCO.
Untuk itu, pelaksanaan kolaborasi antara Kolintang dengan Balafon, yang untuk pertama kalinya dilaksanakan ini adalah juga untuk mendukung “Kolintang Goes to UNESCO”.
Dubes Dindin Wahyudin juga menyampaikan bahwa walaupun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Senegal telah terjalin selama 43 tahun, namun kedua negara memiliki hubungan sejarah yang panjang.
Indonesia adalah penggagas dan tuan rumah Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, yang pada saat itu menggelorakan kemerdekaan dan kerja sama Selatan-Selatan melalui “Spirit Bandung“. Gelora “Spirit Bandung“ pada waktu itu, mendorong negara-negara di Asia dan Afrika untuk membebaskan diri dari kolonialisme, termasuk salah satunya Senegal yang merdeka pada 1960.
Sumber : KBRI Dakar