PINKAN Indonesia dideklarasikan tanggal 27 Februari 2011 berawal dari rapat Ikatan Pelatih Musik Kolintang Jakarta, pada tahun 2010. IPMKJ yang dipimpin Mauritz Tumandung dan sekjen Felix J. Luntungan melalui salah satu anggota IPMKJ Servy Dailapassa mendapat ijin penggunaan fasilitas Wisma di Megamendung Bogor milik keluarga Rachmat Sudibjo pemilik sanggar Palem, untuk digunakan sebagai tempat Rapat kerja IPMKJ.
Pada sesi terakhir dalam Rapat yang diadakan selama 2 hari, Dolf Malalantang mengusulkan pembentukan wadah pelatih tingkat nasional yang didasari pemikiran perbedaan metode penilaian serta alat yang digunakan dalam festival baik di Jakarta, Surabaya dan Manado. Daerah tersebut merupakan sentra pengembangan dan pelestarian musik kolintang, dimana masing-masing daerah memiliki kriteria sendiri. Dengan demikian, banyak permasalahan antar pelatih yang merupakan anggota IPMKJ.
Usai rapat, Ny. Anie Rachmat Sudibyo yang didampingi grup sanggar palem serta Nyoman Astawa yang merupakan orang tua dari seorang pemain sanggar Palem, datang dengan tujuan memberi apresiasi kepada para pelatih. Dalam keluasan perbincangan disinggung trend isu klaim budaya nusantara oleh bangsa asing seperti tarian Tortor, Reog Ponorogo, kain Batik, dan Kolintang. Selanjutnya dalam pembicaraan santai terucap bahwa apa yang telah disepakati dalam rapat sangat visioner, namun disayangkan selain pelatih tidak dapat berkiprah dalam organisasi tersebut. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Ny. Anie dan di-amin-i oleh Nyoman beserta anggota sanggar Palem lainnya.
Dalam waktu terpisah, saat Ketua dan Sekjen IPMKJ berkunjung di kediaman Bapak Rachmat Sudibjo dengan maksud berterimakasih atas fasilitas yang telah diberikan saat rapat IPMKJ, kesempatan tersebut digunakan oleh Nyoman Astawa memberikan saran dan masukan tentang progress rencana organisasi Pelatih Indonesia oleh sekjen IPMKJ; bahwa akan dibentuk organisasi yang mewadahi Pelatih, pemilik grup kolintang, dan pengrajin kolintang. Dari obrolan tersebut menjadi serius karena minat masuk menjadi anggota tidak terwadahi. Oleh sekjen IPMKJ mengusulkan penggantian nama Ikatan Pelatih Kolintang Indonesia (IPKI) dan oleh Nyoman Astawa diusulkan agar Ikatan Pelatih disederhanakan menjadi INSAN untuk menyatakan organisasi meliputi semua unsur dalam keanggotaannya. Dalam bahasan tersebut disepakati Persatuan Insan Kolintang Nasional disingkat PINKAN dan ditambahkan kata Indonesia pada akronim agar tidak bias menunjuk pada nama seorang artis.
Pada saat itu juga dibulan oktober, ibu Anie memberikan arahan untuk organisasi nasional membutuhkan dukungan tokoh pribadi setara nasional, sehingga muncul nama ibu Lis Purnomo Yusgiantoro. Tokoh ini sebagai pencinta musik kolintang yang beberapa waktu sebelumnya mengadakan Lomba Festival Musik Kolintang di kementrian ESDM dimana beliau sebagai Pembina dari Organisasi Wanita Persatuan/ Dharma Wanita. Atas persetujuan ibu Lis Purnomo, dibentuklah panitia kerja utk deklarasi yang terdiri dari sanggar palem dan IPMKJ.
Persiapan panitia yang diketuai Ibu Anie Rachmat Sudibyo (sanggar Palem) dan sekretaris panitia Felix J. Luntungan (IPMKJ) menetapkan Deklarasi Persatuan Insan Kolintang Nasional diadakan bersamaan dengan Festival Musik Kolintang Lagu Rohani Nuansa Muslim dan Kristen tanggal 27 Februari 2011 di Anjungan Sulawesi Utara Taman Mini Indonesia Indah. Adapun susunan Presidium PINKAN sebagai berikut : Pembina : Ny. Lis Purnomo Yusgiantoro, Ketua: Ny.Anie Rachmat Sudibyo, Sekjen: Felix J. Luntungan. anggota: Mauritz Tumandung, I Nyoman Astawa, Titi Suwarso, Sri Hermin Setyoningsih.
Setelah kegiatan sosialisasi dan persiapan kongres I, Panitia Kerja masih mengacu pada kerjasama Sanggar Palem dan IPMKJ ditambah Tim SC, dimana tim SC terdiri dari: I Nyoman Astawa, DR. Jemmy Sumakud, Jopie J.A Rory, Ferdinando Walangare, dan Lisye Sumakud Sinulingga. Agenda kegiatan di Minahasa Utara pada 23-27 Januari 2013, melaksanakan Kongres I, Festival Kolintang Piala Ibu Negara, Seminar dan Lokakarya Nasional, pemecahan Rekor MURI bermain kolintang terlama, dan peletakkan batu pertama pembangunan monumen kolintang di Minahasa Utara.
Hasil Kongres I menetapkan Ketua Umum dan Sekjen terpilih (Ny. Anie Rachmat Sudibyo dan Nyoman Astawa), Program, AD/ART, dan Acuan organisasi. Sebagai organisasi PINKAN Indonesia telah terdaftar di Ditjen Kesbangpol Kemdagri dengan 10 Pengurus Daerah dan 9 Pengurus Cabang. Modal organisasi ini telah berhasil mencatatkan Kolintang sebagai warisan budaya takbenda Indonesia tahun 2014 selain sukses menyelenggarakan festival dan berbagai event berkolaborasi. Baik di tanah air maupun diluar negeri selaras dengan tajuk utama kepengurusan “KOLINTANG GOES UNESCO”
Pada tanggal 10 Mei 2018, Kongres II PINKAN Indonesia telah menetapkan Ketua Umum Terpilih Ny.Penny Iriana Marsetio dan membentuk Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat bersama sama dengan ibu Lis Purnomo Yusgiantoro, Ibu Anie Rachmat Sudibyo, Ibu Linda Lubis Sundah,SE dan Bapak DR.Charles Ngangi. Dengan Komposisi DPP yang dikukuhkan pada tanggal 3 Agustus 2018, digedung Jalapuspita