Menkominfo Sebut Pentingnya Flatform Digital Untuk Kenalkan Musik Kolintang Pada Dunia

Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mengatakan, sesuatu hal yang penting adalah musik kolintang adalah suatu warisan budaya tak benda Indonesia dan kita perlu mendukungnya dengan baik dan kita perlu meregenerasi ini dan musik ini perlu eksis di masyarakat.

“Salah satu caranya adalah dengan kontes-kontes seperti ini. Karena itu saya berterimakasih ya kepada Pak Laksamana Marsetio yang dengan gugih begitu, lalu melaksanakan kontes ini (lomba vritual kolintang) bersama Pinkan,” ujar Menkominfo, Johnny G Plate, Jumat sore (17/12/21) di Auditorium RRI Stasiun Jakarta didampingi Dewan Pembina Pinkan Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio.

Ia mengatakan, kita harus terus mendukung musik kolintang ini sebagai warisan dari nenek moyang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di jaman sekolah, termasuk menjadi bagian dari industri musik nasional.

“Musik kolintang adalah alat musik tradisional asal minahasa yang terdiri dari bilah-bilah kayu yang dapat menciptakan musik yang indah. Kita bangga akan hal itu. Musik Kolintang menggambarkan kebhinnekaan dan menjadi referensi sebagai bangsa yang plural yang banyak perbedaan namun kuat,” bebernya.

Pihaknya juga mendukung, musik kolintang agar diakui dunia dengan dicatat di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan dunia.

“Namun hal itu belum cukup, saya dengar ada kehadiran milenial kita , saya titipkan musik tradisional pada pundak generasi muda atau milenial kita,” kata Johnny G Plate.

Ia menyebut, pentingnya paltform digital untuk mengenalkan musik kolintang agar dikenal mananegara.

“Potensi digital dapat dimanfaatkan untuk memperluas eksistensi dan segmentasi penggemar musik kolintang melalui berbagai flatform digital yang ada dan tumbuh secara baik di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP PINKAN Indonesia, Penny Iriana Marsetio, mengatakan,  pihaknya akan terus mensosialisasikan musik kolintang untuk seluruh masyarakat Indoensia agar diakui dunia.

“Dalam lomba kolintang virtual kali ini, ada dua kategori yakni milenial dan ibu-ibu.Kalau millenial adalah untuk melihat tolak ukur, sampai dimana kaum milenial bermain dan menyukai kolintang dan tadi bisa disaksikan, mereka dari segala usia mereka bermain kolintang,” bebernya sesaat sebelum bermain kolintang bersama pengurus Pinkan.

Menurut Penny, hal ini adalah salah satu tugas dari Pinkan Indonesia yang mempunyai empat pilar yakni pengrajin, pelatih, pemain dan pemerhati, dan ini adalah salah satu tugas yang sudah mulai kita sosialisasikan bekerjasama dengan Kementerian dalam rangka menuju pengakuan kolintang di Unesco.

“Di Unesco sudah pernah masuk, tapi kami kalah, dan yang terakhir gamelan ‘kan (yang diakui Unesco), mudah-mudahan next adalah kolintang, Kami terus akan bermain kolintang agar dikenal seluruh masyarakat Indonesia dan mancanegara.,” tambah Penny.

Karena itu, sambung Penny, Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia bekerjasama dengan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan Lomba Kreativitas Kolintang Virtual yang memperebutkan Piala Bergilir Menkominfo yang Kedua tahun 2021.

“Sebelumnya, pada 2020 lalu sudah juga digelar Lomba Kreativitas Kolintang Virtual Piala Bergilir Menkominfo yang Pertama,” katanya.

Ia mengatakan, lomba ini digelar untuk menggiatkan dan menggaungkan kembali musik kolintang diseluruh Indonesia agar lebih dikenal dan dicintai, terutama untuk generasi milenial sebagai penerus tongkat estafet pelestari seni dan budaya Indonesia sehingga dapat dikenal sampai ke seluruh dunia.

Ansambel Musik Kolintang Kayu (AMKK) Minahasa atau musik Kolintang, lanjujt Penny, sementara ini diusulkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai nominasi dari Indonesia untuk diakui dunia dan dicatat di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda milik bangsa Indonesia.

Dijelaskan, Penny, rangkaian kegiatan lomba kolintang virtual ini merebut piala bergilir Menkominfo 2021 dimulai dengan pembuatan atau perekaman video oleh peserta dan dikirim melalui email panitia untuk dikumpulkan, kemudian dinilai oleh Dewan Juri. Para juri terdiri dari tiga orang yaitu Dwiki Dharmawan sebagai Ketua Dewan Juri, Franki Raden sebagai anggota, dan Ricky Pangkerego sebagai anggota. Dari keseluruhan video yang masuk dipanitia kemudian dinilai oleh dewan juri sebanyak 20 peserta terbaik yang kemudian akan masuk ke Grand Final.

Pada Grand Final akan dinilai lima grup kolintang yang terbaik untuk mendapatkan piala bergilir, piala tetap dan E-Sertifikat serta uang untuk pembinaan dan pengembangan musik kolintang. Para Peserta Lomba terdiri dari dua kategori yaitu kategori Milenial/Umum dan kategori ibu ibu.

“Saya menyampaikan terimakasih atas dukungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bapak Johny G Plate yang telah mendukung dalam Pelestarian dan Pengembangan seni budaya, khususnya Kolintang. Serta kepada Ibu Febria Luky Yusgiantoro sebagai pimpinan Purnomo Yusgiantoro Center yang telah memberikan dukungannya untuk suksesnya kegiatan lomba ini,” urainya,

Hadir secara daring, Pelindung PINKAN Indonesia Prof. Purnomo Yusgiantoro dan Ketua Dewan Penasehat PINKAN Indonesia Lis Purnomo Yusgiantoro. Sehubungan masih dalam masa pandemi Covid 19, lomba ini tetap mengedepankan Protokol Kesehatan 5M yakni menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan setiap yang hadir sudah di vaksin Covid-19 serta setiap yang hadir selalu memakai masker.

Dalam grand final ini, dewan juri mengumumkan pemenang kategori ibu-ibu tampil sebagai juara 5 adalah Gita Suara Cendrawasih, juara 4 Jalanada Koarmada II, juara 3 Ting Tang Tong Takeno, juara 2 Pramesti MSI, dan juara 1 adalah Kolintang Uni MSI. Semenetara untuk kategori milineial juara 5 diraih Abimantra Jalasenatri, juara 4 Sanggar Winetin, juara 3 Harmoni dari Tomohon, juara 2 Ghoost Note, dan juara 1 adalah Fire of flower Tomohon. Para pemenang akan mendapatkan sertfikat dan uang tunai sebesar Rp 5 juta hingga Rp 15 juta.