Jakarta : Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota administrasi Jakarta Pusat memberikan kado terindah yang isinya alat musik Kolintang khas Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia masuk UNESCO. Hal ini terkait Bhakti sosial dalam rangka HUT ke 10 Persatuan Insan Kolintang nasional (PINKAN) Indonesia.
“Kolintang kini bukan lagi goes to UNESCO namun sudah masuk UNESCO, lantaran Pinkan sebagai salah satu organisasinya sudah berulang tahun ke 10, Kolintang adalah salah satu budaya benda milik Republik Indonesia, selain itu kami selaku tuan rumah juga akan mendukung penuh seminar Kolintang yang akan digelar di Gedung Wayang Orang “Bharata”, ujar Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Pusat Nurdin, di Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Menurut Nurdin, perjuangan Pinkan Indonesia, SKT Kemendagri No: 01.00.00/001/D.lll.4/Vl/2014 dan Kemenkumham No: AHU-000317/.AH.07 Tahun 2015 ini tidak sia-sia untuk memasukkan Kolintang ke UNESCO.
Ditempat yang sama, Ketua Umum Pinkan Indonesia Penny Iriana Marsetio berharap sejak dikenalkan musik Kolintang asal Minahasa Sulawesi Utara ini, tidak tergerus oleh derasnya musik dan alat musik era digital yang kini menggunakan technologi canggih.
“Kami ingin para pemuda dan pemudi diseluruh tanah air untuk mencintai dan memperkenalkan Kolintang ke mancanegara, bahwa Kolintang milik Indonesia mampu menjadi musik yang indah, untuk mensosialisasi kami juga akan membuat Website Pinkan Indonesia,”ucap Ketua Umum Pinkan Indonesia Penny Iriana Marsetio yang juga Istri dari Pembina Pinkan Laksamana TNI (purn) Marsetio.
“Dirinya juga berpesan agar musik ini tidak punah dimasa depan, para generasi muda dan tua serta Pemerintah juga patut mengembangkan musik Kolintang ini,”katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta Enderiman Butar-Butar mengatakan, pihaknya berbangga hati menjadi bagian dari Pinkan Indonesia untuk memasyarakatkan musik Kolintang khas Sulut ini.
“Kami disini memiliki tugas untuk menyiarkan musik Kolintang ke berbagai pelosok tanah air, guna perekat budaya nasional termasuk Kolintang, selain itu di lobby RRI pun yang menghimpun benda-benda alat musik juga ada alat musik Kolintang, selain itu kami juga siap memfasilitasi gagasan Pinkan dan RRI untuk membuat seminar Kolintang,”tutur Kepsta RRI Jakarta Enderiman Butar-Butar didampingi Dosen Lemhanas Laksamana TNI (purn) Marsetio, mantan Kepala Staf Angkatan Laut yang menjabat sejak 17 Desember 2012 sampai 31 Desember 2014 setelah dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum.Website Pinkan Indonesia.
Kata “kolintang” berasal dari bunyi “tong” untuk nada rendah, “ting” untuk nada tinggi, dan “tang” untuk nada tengah. Dahulu, orang Minahasa biasanya mengajak bermain kolintang dengan mengatakan “Mari kita ber Tong Ting Tang” atau dalam bahasa daerah Minahasa “Maimo Kumolintang”. Dari kebiasaan itulah muncul istilah “kolintang”.
Alat musik kolintang pada awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer di atas kedua kaki pemainnya yang duduk di tanah, dengan posisi kedua kaki lurus ke depan. Dari waktu ke waktu, penggunaan kaki pemain diganti dengan dua batang pisang. Sementara peti resonator baru mulai digunakan sejak kedatangan Pangeran Diponegoro di Minahasa pada tahun 1830.